BPJS untuk Perawatan Gigi

PERAWATAN GIGI DITANGGUNG BPJS

Saat sakit gigi makan tidak enak, rasa tidak nyaman pun membuat emosi menjadi tidak stabil. Tidak jarang saat mengalami sakit rasanya membuat segalanya tidak nyaman. Namun tahukah kamu jika BPJS Kesehatan memberikan perlindungan dan perawatan gigi yang cukup lengkap? 
Seperti yang diketahui perawatan gigi sangat mahal. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa pergi ke dokter gigi rasanya berat sekali. Tapi kamu tidak perlu khawatir, beberapa perawatan gigi ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Ladies, berikut ini adalah beberapa perawatan gigi yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Yuk, simak penjelasannya seperti yang dilansir dari panduan bpjs di bawah ini.
  1. administrasi pelayanan terdiri atas biaya pendaftaran pasien dan biaya administrasi lain yang terjadi selama proses perawatan atau pelayanan kesehatan pasien.
  2. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis.
  3. pre-medikasi yaitu pengobatan awal sebelum dokter mengambil tindakan (pencabutan gigi karena sakit).
  4. kegawatdaruratan ortodental.
  5. pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi).
  6. pencabutan gigi permanen tanpa penyulit.
  7. obat pasca ekstraksi.
  8. penambalan gigi, ada dua yaitu tumbatan GIC (menggunakan semen IC) dan tumpatan komposit yaitu menggunakan bahan yang sewarna dengan gigi yang terbuat dari esin komposit, proses pengerasan dengan sinar light cure.
  9. pemasangan gigi palsu yang akan diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis untuk gigi yang sama, masing-masing rahang maksimal Rp. 500.000. Jika memang ada selisih biaya maka akan ditanggung oleh peserta BPJS Kesehatan.
  10. scaling gigi (pembersihan karang gigi) dengan syarat dilakukan 1 kali dalam 1 tahun.
Ladies, demikian perawatan gigi yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Meskipun beberapa perawatan gigi ditanggung oleh BPJS kesehatan tidak ada salahnya jika kamu tetap menjaga kesehatan gigi. Yuk, ke dokter gigi.

Profil Puskesmas Sayung 1 Demak

PROFIL PUSKESMAS SAYUNG 1 KABUPATEN DEMAK 

 

A. LATAR BELAKANG

Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi dengan mutu kehidupan yang tinggi pula, serta mempunyai sikap kejiwaan yang menopang dan mendorong kreativitas.
Derajat kesehatan yang tinggi akan meningkatkan produktivitas bangsa dalam menghasilkan barang, jasa dan karya dalam segala bidang yang bermutu dan inovatif yang sangat diperlukan dalam memasuki abad ke-21 yang diliputi oleh persaingan bebas antar bangsa yang semakin ketat.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, seperti tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Dalam upaya mewujudkan keadaan sehat bagi setiap penduduk telah dikembangkan suatu sistem dalam memenuhi kebutuhan akan informasi yang valid dan akurat yang perlu semakin dimantapkan dan dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan.
Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota bertanggung jawab menyelenggarakan Pembangunan Kesehatan di suatu wilayah kerja. Salah satu bukti pertanggung jawaban Puskesmas adalah penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas yang menyajikan data keberhasilan pencapaian program-program kesehatan yang sudah dilaksanakan di wilayah kerjanya.
TEMPAT KEGIATAN
Puskesmas Sayung I Kabupaten Demak

TUJUAN
Maksud dan tujuan penyusunan buku profil kesehatan ini adalah untuk melaksanakan monitoring, evaluasi, dan intervensi kinerja organisasi Puskesmas Sayung I sebagai indikator kinerja output dalam memberikan pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya selain itu juga sebagai acuan program peningkatan pelayanan kesehatan dan kinerja puskesmas secara keseluruhan, sehingga keadaan yang diinginkan dapat terwujud.

MANFAAT KEGIATAN
Memberikan gambaran secara umum tentang Puskesmas Sayung I

HASIL KEGIATAN
Selama tahun 2007, di wilayah Puskesmas Sayung I Kecamatan Sayung terdapat 1176 kelahiran. Kelahiran tertinggi terdapat di Desa Sriwulan yaitu sebesar 252 orang (21,4 %), sedangkan jumlah kelahiran terendah terdapat di Desa Surodadi sebesar 70 orang (5,9 %). Berdasarkan tingkat kelahiran kasar (CBR) yang merupakan jumlah anak yang dilahirkan per 1000 orang penduduk, tercatat CBR wilayah Puskesmas Sayung I tahun 2007 adalah sebesar 22. Manfaat CBR adalah untuk mengetahui tingkat kelahiran di suatu wilayah tertentu dalam kaitannya dengan keberhasilan upaya program keluarga berencana. CBR tertinggi terdapat di Desa Sriwulan sebesar 40 dan terendah ada Desa Tugu sebesar 10. Sedangkan tingkat kematian kasar (CDR) yang merupakan jumlah kematian per 1000 orang penduduk tercatat CDR di wilayah Puskesmas Sayung I sebesar 3.

HARAPAN DARI KEGIATAN
Meningkatnya derajat kesehatan, perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan pelayanan kesehatan dasar termasuk sumber daya kesehatan

Diadaptasi dari artikel milik Bambang Agus Riyanto
(Sumber: http://bambangd4.blogspot.com/2009/05/profil-puskesmas-sayung-1-kabupaten.html)

Halitosis


A. Pengertian bau mulut
Bau mulut (halitosis) merupakan keadaan dimana mulut mengeluarkan bau yang tidak sedap. Bau mulut ini banyak cara terjadinya salah satunya yaitu karena kita makan dan tidak menggosok gigi, berpuasa, stress, dan sariawan atau bisa juga karena gigi berlubang. Selain itu juga kebersihan mulut yang sangat kurang sempurna kaarena menyikat gigi hanya sekitar 40 detik, menurut literature diperlukan sedikitnya 3 menit untuk menggosok gigi dan membersihkan dari semua bakteri merugikan yang berperan dalam mulut kita. Nama bakteri tersebut adalah streptococcus mutan yang juga bisa mengakibatkan gigi berlubang. Dan kebanyakan adik-adik termasuk orang dewasa tidak mengetahui cara menyikat gigi yang benar sehingga bakteri tetap melekan pada gigi dan terjadilah bau mulut.

B. Penyebab bau mulut
Bau mulut ada yang bersifat fisiologis (wajar) dan patologis (tidak wajar). Yang bersifat fisiologis tidak membutuhkan perawatan khusus. Contohnya adalah morning breath, yaitu bau nafas pada saat bangun pagi. Bau nafas pada kondisi ini disebabkan tidak aktifnya otot-otot dirongga mulut dan berkurangnya aliran saliva (air ludah) ketika tidur. Hal ini dapat diatasi hanya dengan mengunyah, berkumur atau menyikat gigi. Sedangkan pada bau mulut yang bersifat patologis ada faktor penyebab timbulnya bau mulut yang harus diatasi  secara khusus agar bau mulut ini hilang.
a.            Halitosis yang disebabkan faktor lokal yang bersifat patologis:
-          Gigi berlubang yang meluas
-          Gingivitis (peradangan pada gusi)
-          Kalkulus (karang gigi)
-          Pemakaian gigi tiruan yang kotor
b.            Halitosis yang disebabkan faktor sistemik yang bersifat patologis:
-          Diabetes melitus yang tidak terkontrol
-          Gagal ginjal kronik atau payah ginjal nafas berbau ureum atau omoniak
-          Payah hati atau sorosis hepatic, nafas berbau amis, bau amis ini menyerupai bau mayat yang masih baru
c.            Hlitosis yang disebabkan karena xerostomia (mulut kering):
-          Pernafasan melalui mulut
-          Perokok berat
-          Menopause
-          Proses menua
-          Dehidrasi
-          Gangguan emosi
-          Radio terapi pada daerah kepala dan leher
-          Obat-obatan
d.            Halitosis yang disebabkan faktor lain:
-          Memakan bawang merah dan bawang putih yang berlebihan
-          Makan daging yang berlebih
-          Memakan pete dan jengkol
-          Meminum alkohol secara berlebihan
Bila peyebab bau mulut adalah faktor sistemik, maka penderita kedokteran umum, akan tetapi bila penyebabnya merupakan faktor lokal atau dalam mulut, maka hal ini merupakan tugas dokter gigi untuk mencari dan menghilangkan faktor penyebabnya. Kemuadian memotivasi pasien untuk memelihara kesehatan dan kebrsihan mulutnya. Contoh jika seseorang itu mengalami bau mulut dan ia memiliki gigi berlubang maka kemungkinan besar hal tersebut yang menjadi faktor penyebab timbulnya timbulnya bau mulut.
C. Pencegahan bau mulut
Ada beberapa hal yang disarankan untuk mencegah terjadinya bau mulut:
1.      Menggosok gigi dengan benar minimal 2x sehari.
2.      Membersihkan karang gigi 6 bulan sekali.
3.      Menghindari kebiasaan buruk seperti menggigit kuku, menghisap jari, menggigit bibir atau semua hal dan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
4.      Menggunakan dental floss/benang gigi untuk membersihkan celah gigi.
5.      Menggunakan obat kumur antiseptik, sebaiknya hindari yang mengandung alkohol.

Selain itu, diet sehat juga dapat membantu mengurangi keluhan bau mulut. Konsumsi makanan yang berserat dan konsumsi banyak air putih dapat membantu membersihkan lidah dan rongga mulut.